JAKARTA - Pada tanggal yang sama, 13 tahun lalu, seorang pejuang belia bernama Ronda Rousey merengkuh gelar juara yang mempersiapkannya untuk karir fenomenal di Ultimate Fighting Championship (UFC). Dengan teknik kuncian andalannya, armbar, Rousey menapaki karier penuh gemilang hingga menjadi ikon tak terkalahkan dalam dunia bela diri campuran (MMA).
Ronda Rousey, yang lahir pada 1 Februari 1987, dikenal luas sebagai pionir dalam seni bela diri campuran untuk wanita. Sebelum namanya melambung di UFC, Rousey terlebih dahulu membangun reputasinya melalui pertarungan-pertarungan yang memikat dengan kuncian armbar yang terkenal mematikan. "Armbar adalah senjata saya. Dalam setiap pertandingan, saya berusaha menciptakan momen yang membuat lawan terjebak dalam teknik ini," ujar Rousey.
Sebelum memasuki oktagon UFC, Rousey telah menunjukkan superioritasnya di medan pertarungan amatir dan profesional. Kariernya di MMA bermula antara 2010 hingga 2011, di mana ia menaklukkan tiga lawan dengan teknik kuncian yang sama. Kecepatan dan ketepatan kunciannya menjadikan Rousey ancaman bagi siapa pun yang berani menantangnya di ring.
Saat beralih ke kancah profesional, dominasi Rousey kian kentara. Dalam empat pertarungan pertamanya, ia mencatat kemenangan gemilang menggunakan kuncian armbar yang mencengangkan dunia MMA. Lawan-lawannya, tanpa terkecuali, tidak mampu bertahan lebih dari satu menit melawan Rousey, menunjukkan betapa efektif dan destruktifnya kuncian ini. Teknik kuncian yang berasal dari disiplin judonya - di mana ia memperoleh medali perunggu pada Olimpiade 2008 - menjadikannya seorang ahli yang mengerikan dalam mengunci gerakan lawan. Keahliannya di atas matras, dikombinasikan dengan ketajaman strategi, membuat setiap pertarungan terasa seperti eksekusi yang tak terhindarkan bagi lawannya.
Kepiawaian Rousey dalam memanfaatkan setiap celah untuk mengeksekusi armbar membuatnya mendapatkan perhatian luas dari para penggemar dan pelaku industri MMA. "Saat Anda melawan Ronda, Anda harus selalu siap untuk menghadapi armbar, karena jika tidak, Anda tidak akan bertahan lama," ucap seorang mantan lawan Rousey.
Momen puncak datang ketika Rousey diterima sebagai petarung di UFC dan menjadi juara pertama di kategori perempuan. Dari tahun 2012 hingga 2015, Rousey mendominasi kelas bantam wanita, mempertahankan gelarnya sebanyak enam kali berturut-turut. Kemenangannya di arena UFC semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu petarung wanita paling tangguh yang pernah ada.
Dominasi Ronda Rousey menggema tidak hanya di atas ring, namun juga dalam masyarakat yang kini memiliki sosok panutan baru bagi para wanita yang ingin menggeluti seni bela diri. Rousey membuka pintu bagi generasi berikutnya untuk meraih mimpinya dalam arena yang sebelumnya didominasi pria. Keberanian dan dedikasinya untuk tetap berada di puncak memberi inspirasi bagi banyak orang, menjadikannya legenda dalam dunia UFC dan MMA.
Sejarah mencatat bahwa Rousey tidak sekadar petarung biasa. Ia meredefinisi bagaimana peran seorang wanita dalam olahraga keras ini, memporakporandakan stigma, dan menyajikan perubahan signifikan dalam cara pandang publik terhadap petarung perempuan. Dengan setiap armbar yang ia eksekusi, Rousey bukan hanya menang, tetapi juga membangun narasi baru tentang ketangguhan dan keteguhan wanita di olahraga tarung.
Perjalanan karier Ronda Rousey yang gemilang sebelum tergabung dengan UFC tidak hanya sebagai pondasi bagi kesuksesannya kelak tetapi juga sebagai bab awal dari revolusi dalam dunia MMA wanita. Saat ini, ia dikenang sebagai salah satu petarung terbesar sepanjang masa, baik di dalam maupun di luar UFC. Rousey tidak sekadar bertarung; ia melampaui batasan dan menghasilkan warisan yang abadi dalam sejarah seni bela diri campuran.