JAKARTA - Dalam salah satu laga luar biasa yang berlangsung di pekan ke-27 Liga Italia, Lazio berhasil menundukkan AC Milan dengan skor tipis 2-1 di Stadion San Siro. Pertandingan ini menjadi salah satu laga yang akan diingat oleh para penggemar sepak bola Italia. Kemenangan Lazio dicetak secara dramatis melalui gol penalti Pedro di menit ke-98, yang seolah menjadi palu godam bagi Rossoneri yang sudah berusaha keras sepanjang pertandingan. Hasil tersebut secara signifikan mempengaruhi posisi kedua tim di klasemen sementara, dengan Milan kini merosot ke posisi sembilan, sementara Lazio melompat ke peringkat empat, menggusur Juventus yang akan bertanding malam harinya.
Pertarungan antara dua raksasa sepak bola ini berlangsung ketat sejak menit-menit awal. Lazio membuka keran gol melalui aksi brilian Mattia Zaccagni di menit ke-28. Pemain sayap berusia 28 tahun itu memanfaatkan bola rebound dari Adam Marusic yang sukses membendung pertahanan Milan, sebelum melepaskan tembakan yang gagal dijangkau kiper Mike Maignan. "Itu adalah momen yang sangat menentukan bagi kami," kata Zaccagni setelah pertandingan. "Menaklukkan Maignan dan melesakkan gol seperti itu di San Siro adalah sesuatu yang luar biasa."
Ketinggalan satu gol membuat AC Milan harus bekerja lebih keras untuk memecah kebuntuan dari pertahanan rapat Biancocelesti. Namun, Barcelona menemukan momen kurang menguntungkan ketika salah satu pilar pertahanan mereka, Strahinja Pavlovic, harus menerima kartu merah setelah terlibat dalam pelanggaran keras terhadap pemain muda Lazio, Gustav Isaksen, pada menit ke-67. Tentu, bermain dengan 10 pemain membuat Milan lebih tertekan dan situasi ini memperumit upaya mereka untuk mengejar ketertinggalan.
Meskipun begitu, Milan menunjukkan semangat juang mereka, berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Samuel Chukwueze di menit ke-86. Memanfaatkan umpan manis dari Rafael Leao, Chukwueze menyundul bola dengan sempurna, membuat kiper Lazio, Ivan Provedel, tak mampu berbuat banyak. Gol ini sempat menghidupkan harapan Milan untuk setidaknya membawa pulang satu poin dari laga ini.
Namun, drama belum berakhir di San Siro. Ketika kedua tim tampak akan berbagi angka, momen krusial datang di masa injury time. Lazio mendapatkan penalti setelah Gustav Isaksen dijatuhkan oleh Maignan di kotak penalti. Awalnya wasit tidak memberikan hadiah penalti, namun setelah meninjau VAR, keputusan berubah. Lazio mendapatkan kesempatan emas untuk memetik kemenangan penuh.
Pedro mengambil tanggung jawab besar ini dan dengan penuh ketenangan, ia berhasil mengecoh Maignan, mencetak gol kemenangan di menit ke-98. "Ini adalah pencapaian tim yang fantastis," ujar Pedro. "Kami membutuhkan kemenangan ini untuk mempertahankan momentum positif dan menunjukkan bahwa kami layak berada di papan atas klasemen."
Gol kemenangan dramatis ini langsung memastikan tiga poin penting bagi Biancocelesti, sekaligus meninggalkan kekecewaan mendalam bagi para pemain dan pendukung Milan di stadion. Hasil buruk ini menambah tekanan pada posisi pelatih Milan, Sergio Conceicao, terutama setelah timnya mengalami rentetan hasil kurang memuaskan dalam beberapa pertandingan terakhir. Conceicao kini menjadi sorotan utama, dengan masa depan kelolosan ke kompetisi Eropa yang semakin sulit untuk diraih.
Di sisi lain, kemenangan ini menegaskan tekad Lazio untuk bertarung di papan atas Liga Italia dan memberikan sinyal kuat bahwa mereka menjadi pesaing serius dalam memperebutkan posisi di Liga Champions musim depan. Bagi Milan, pertandingan ini menjadi pembelajaran penting bahwa perjuangan untuk mendapatkan tiket ke Eropa tidak mudah dan memerlukan konsistensi performa di setiap laga. Sementara itu, bagi Lazio dan Pedro, ini adalah malam yang bisa dibanggakan dan menjadi bekal moral untuk menghadapi laga-laga berat selanjutnya.
Momen bersejarah di San Siro ini mengingatkan kita bahwa sepak bola, dengan segala dinamikanya, selalu penuh kejutan dan ketegangan, yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang menyaksikan secara langsung. Kemenangan Lazio atas Milan, bukan hanya tentang tiga poin tetapi juga tentang semangat, perjuangan, dan keyakinan yang bisa menggoyahkan negeri dongeng bagi para penggemar sepak bola Italia.