BCA

Kinerja BCA Tumbuh Positif Pada Agustus 2025, Kredit Naik Pesat

Kinerja BCA Tumbuh Positif Pada Agustus 2025, Kredit Naik Pesat
Kinerja BCA Tumbuh Positif Pada Agustus 2025, Kredit Naik Pesat

JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat laba tahun berjalan secara bank only hingga periode Agustus 2025 mencapai Rp 39,06 triliun. 

Angka ini meningkat 8,52% secara tahunan (YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba ini menjadi bukti kuat bahwa BCA tetap mampu mencetak kinerja positif meski menghadapi tekanan beban biaya pencadangan yang signifikan.

Beban biaya pencadangan BCA mengalami kenaikan cukup tinggi, yaitu 106,75% YoY menjadi Rp 2,66 triliun. Kenaikan ini juga terlihat dibandingkan bulan sebelumnya, ketika pada Juli 2025 beban pencadangan meningkat 64,63% dengan nilai sekitar Rp 1,9 triliun. Peningkatan ini menunjukkan BCA tetap memperkuat manajemen risiko dalam menghadapi potensi kredit bermasalah.

Kontributor Utama Laba BCA

Salah satu pendorong utama kenaikan laba BCA adalah pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 53,12 triliun pada Agustus 2025. Angka ini meningkat dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 50,55 triliun. 

Pendapatan bunga yang stabil menjadi salah satu fondasi utama profitabilitas bank swasta terbesar di Indonesia ini. Selain itu, pendapatan non bunga BCA juga tumbuh 18,89% YoY, mencapai Rp 18,26 triliun pada Agustus 2025. Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan berbasis komisi yang senilai Rp 12,61 triliun. 

Pertumbuhan non bunga ini menunjukkan bahwa BCA tidak hanya mengandalkan kegiatan kredit, tetapi juga memperkuat layanan jasa dan produk perbankan lainnya.

Portofolio Kredit dan Dana Pihak Ketiga

Dalam menjalankan fungsi intermediasinya, BCA berhasil memperluas portofolio kredit hingga Rp 920,87 triliun pada Agustus 2025. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 842,7 triliun. 

Pertumbuhan kredit menunjukkan kepercayaan nasabah terhadap BCA, sekaligus mengindikasikan ekspansi bisnis yang terus dilakukan bank. Di sisi penghimpunan dana, BCA mampu mengelola Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga Rp 1.160 triliun pada Agustus 2025. 

Angka ini lebih tinggi dari posisi Agustus 2024 yang mencapai Rp 1.102 triliun. Peningkatan DPK menjadi indikator kuat bahwa BCA tetap dipercaya masyarakat sebagai tempat menyimpan dana dengan aman dan memberikan imbal hasil kompetitif.

Beban Pencadangan: Tantangan yang Masih Ada

Meskipun laba meningkat, beban biaya pencadangan menjadi tantangan tersendiri. Dengan nilai mencapai Rp 2,66 triliun, bank harus tetap mengantisipasi risiko kredit bermasalah yang mungkin muncul. Strategi pencadangan yang lebih agresif ini sejalan dengan upaya menjaga stabilitas portofolio kredit dan menjaga kesehatan keuangan bank.

Pendapatan Non Bunga Sebagai Sumber Pertumbuhan

Pertumbuhan pendapatan non bunga, khususnya dari komisi dan layanan keuangan, menjadi salah satu faktor penting yang menopang laba BCA. Dengan kontribusi mencapai Rp 12,61 triliun, bank mampu mendiversifikasi sumber pendapatan sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada bunga kredit. Strategi ini memperkuat posisi BCA menghadapi tekanan persaingan dan perubahan kondisi pasar.

Kinerja Kredit dan DPK yang Meningkat

Ekspansi kredit BCA hingga Rp 920,87 triliun menandakan bahwa bank tetap aktif dalam menyalurkan pinjaman kepada nasabah, baik perorangan maupun korporasi. Di saat yang sama, pertumbuhan DPK hingga Rp 1.160 triliun menunjukkan keberhasilan BCA dalam menghimpun dana masyarakat. Kombinasi pertumbuhan kredit dan DPK menjadi fondasi utama kelangsungan bisnis perbankan.

BCA Tetap Tangguh

Secara keseluruhan, BCA menunjukkan kinerja tangguh dengan laba meningkat 8,52% YoY hingga Agustus 2025. Meskipun menghadapi peningkatan beban pencadangan yang signifikan, bank berhasil menjaga pertumbuhan pendapatan bunga dan non bunga. 

Pertumbuhan kredit dan DPK menegaskan kemampuan BCA dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan efektif. Kinerja ini menjadi bukti bahwa BCA tetap mampu mencetak pertumbuhan yang sehat, menjaga likuiditas, serta memperkuat posisi sebagai bank swasta terbesar di Indonesia. 

Strategi diversifikasi pendapatan, manajemen risiko yang hati-hati, dan ekspansi kredit yang terukur membuat BCA mampu menghadapi tantangan industri perbankan sekaligus menjaga kepercayaan nasabah.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index