JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan rencana pembangunan Proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Dumai–Sei Mangkei (Dusem) akan segera dimulai. Proyek strategis nasional bernilai Rp2,1 triliun ini ditargetkan rampung dalam waktu 25 bulan, sehingga diharapkan selesai pada November 2027. Kehadiran pipa transmisi ini menjadi bagian dari upaya percepatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri sekaligus memperkuat fondasi ketahanan energi nasional.
Plt. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas, Agung Kuswardono, menjelaskan bahwa rancangan pembangunan proyek Dusem telah disusun sejak lama. Namun, realisasi baru bisa dimulai setelah adanya kepastian alokasi anggaran yang ditetapkan pemerintah melalui APBN tahun jamak 2025–2027.
Menjawab Kebutuhan Energi dan Pemerataan Infrastruktur
Menurut Agung, pembangunan pipa Dusem selaras dengan visi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemerataan infrastruktur energi. Keberadaan jaringan ini akan memungkinkan distribusi energi lebih merata dan terjangkau, terutama bagi kawasan industri strategis di Pulau Sumatra.
Ia menegaskan, pipa ini akan berfungsi sebagai pemasok gas bumi bagi industri di wilayah yang dilalui jalur pipa, seperti Labuhan Batu, Asahan, dan Medan. Selain itu, jaringan tersebut juga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan gas di Kawasan Hijau Lhokseumawe, Kawasan Industri Medan, Kawasan Industri Sei Mangkei, serta Kuala Tanjung.
Dukungan Bagi Kawasan Industri dan Perekonomian
Selain mendukung kebutuhan energi masyarakat, pipa transmisi Dusem diproyeksikan menjadi alternatif pemasok gas untuk PT Pupuk Iskandar Muda (PIM). Infrastruktur ini juga akan terhubung dengan jaringan transmisi yang telah ada di ruas Arun–Belawan KIM KEK Sei Mangkei. Dengan begitu, proyek ini tidak hanya menjawab kebutuhan energi, tetapi juga mendukung daya saing kawasan industri strategis.
Lebih jauh, pembangunan pipa transmisi Dusem merupakan bagian dari rencana interkoneksi jaringan pipa antara sistem transmisi Sumatra dengan Jawa bagian barat hingga Jawa bagian timur. Dengan keterhubungan yang semakin kuat, rantai pasokan gas bumi diharapkan semakin kokoh serta dapat diakses masyarakat pada harga yang wajar secara berkelanjutan.
Jalur Pipa yang Melintasi Dua Provinsi
Secara teknis, pembangunan pipa ini akan membentang dari Belawan hingga Duri dengan panjang kurang lebih 541,8 kilometer. Rute tersebut melintasi dua provinsi, yaitu Sumatra Utara dan Riau, serta melewati 11 kabupaten/kota.
Di Sumatra Utara, pipa akan melalui Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Kabupaten Labuhan Batu, dan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Sementara di Provinsi Riau, pipa akan melewati Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Bengkalis.
Integrasi dengan Infrastruktur Lain
Pipa transmisi Dusem juga dirancang sejajar dengan berbagai utilitas yang sudah ada. Rutenya akan melintasi jalur tol, jalan nasional, jalan provinsi, serta berada dalam Right of Way (ROW) PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Selain itu, pipa juga akan melintasi sungai dan rel kereta api.
Integrasi lintasan tersebut dipandang mampu meningkatkan efisiensi pembangunan sekaligus memperkuat konektivitas energi di Pulau Sumatra. Dengan memanfaatkan jalur utilitas yang sudah ada, risiko pembangunan dapat ditekan dan proses pengerjaan lebih terarah.
Sumber Pendanaan Proyek
Anggaran pembangunan pipa Dusem diperkirakan mencapai Rp2,1 triliun. Dana tersebut bersumber dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dengan skema multiyears selama periode 2025–2027. Pendanaan jangka menengah ini diharapkan dapat menjamin kelancaran penyelesaian proyek hingga selesai sesuai target.
Agung menekankan bahwa pembangunan pipa ini merupakan langkah strategis untuk mendukung ketahanan energi nasional. Dengan adanya jaringan transmisi baru, pasokan gas bumi akan lebih terjamin dan daya saing industri di wilayah barat Indonesia semakin kuat.
Dampak Bagi Ketahanan Energi Nasional
Keberadaan pipa Dusem tidak hanya sekadar menambah infrastruktur energi, tetapi juga menjadi tulang punggung baru bagi rantai pasokan gas nasional. Dengan jaringan distribusi yang lebih merata, kebutuhan energi bagi masyarakat maupun industri dapat dipenuhi secara berkelanjutan.
Proyek ini juga diyakini akan memberi dampak jangka panjang terhadap pengembangan kawasan industri strategis di Sumatra. Akses energi yang lebih baik akan menciptakan iklim investasi yang kondusif serta meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai pusat produksi berbasis energi bersih dan terjangkau.
Pembangunan Proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Dumai–Sei Mangkei menjadi langkah penting dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong pemerataan infrastruktur. Dengan nilai investasi Rp2,1 triliun, pipa sepanjang lebih dari 500 kilometer ini akan melintasi dua provinsi dan 11 kabupaten/kota, sekaligus mendukung kawasan industri utama di Sumatra.
Pendanaan multiyears dari PNBP memastikan proyek ini dapat berjalan sesuai target. Dengan integrasi lintasan bersama infrastruktur lain, efisiensi pembangunan lebih terjamin. Pemerintah optimistis proyek Dusem akan menjadi fondasi penting dalam meningkatkan konektivitas energi nasional serta memperkuat daya saing industri di barat Indonesia.